Seorang wanita sempurna seperti setangkai
mawar berduri.
Dan kesempurnaan mawar adalah pada durinya. Semua
kisah,puisi,syair dari klasik hingga postmodern memberi tajuk ‘mawar ber
duri’ untuk gambaran kesempurnaan bunga.
Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar menganggu, merusak
bahkan mengurangi keindahan kelopak mawar. Padahal justru dengan duri
itulah setangkai mawar jadi sempurna, terjaga, terlindungi, tak dipetik
sembarang orang.
Mawar adalah wanita, sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang
melekat dari Allah bagi seorang wanita.
Banyak orang mengatakan aturan
yang Allah buat untuk wanita, mengekang,sulit jodoh hingga sulit
mendapatkan pekerjaan.
Padahal seperti duri pada mawar justru aturan itu
yang melindungi, menjaga dan membuat seorang wanita mulia.
Seperti duri
yang jadi penyempurna mawar.
Maka aturan Tuhan yang menjadi penyempurna
wanita. Dan jika mawar berduri adalah mawar sempurna. Pastinya, wanita
dengan aturan yang melekat dari Tuhannya pula wanita yang sempurna.
Seorang wanita sempurna seperti mawar berduri di tepi jurang.
Bukan
mawar di tengah taman. Jika mawar ada di tengah taman cenderung semua
tangan bisa memetiknya, dari orang biasa hingga orang kurang ngajar yang
nekat memetik walaupun ada tulisan “Dilarang Memetik Bunga”. Walau ada
larangannya orang tetap berani memetik toh dibawah tulisan larangan itu
hanya tertulis ancaman “denda sekian puluh ribu rupiah atau kurungan
sekian bulan”.
Tapi jika ada di tepi jurang tentu tak semua tangan
berani menyentuhnya.
Maka wanita, tumbuhlah di tepi jurang.
Hingga tak sembarang tangan
lelaki bisa mencolekmu. Hingga jikapun suatu saat ada seorang lelaki
memetikmu. Pastilah lelaki yang paling berani berkorban untukmu.
Bukan
sembarang tangan, bukan sembarang orang, bukan sembarang lelaki. Karena
wanita bukanlah barang murah yang boleh disentuh seenaknya.
bukan barang
hiasan yang bisa dipetik dengan ancaman kecil.
Dan setelahnya tak ada yang lebih indah dari mawar berduri di tepi
jurang, bagi seorang lelaki berani. Seorang wanita dengan aturan dan
“keterasingan” lah yang menarik minat lelaki peradaban.
Tapi bagi lelaki
pecundang, tentu mengambil mawar tak berduri di tengah taman lebih
diinginkan. “lebih sedikit resiko” begitu kata mereka yang kalah.
Lalu terserah anda para wanita,
Lalu terserah anda para wanita,
Apakah anda berharap tangan pemberani atau hanya tangan para pecundang yang menyentuh Anda.
Jadi silahkan saja pilih?
Jadi silahkan saja pilih?
Disaat hidayah Allah berikan, setelah seorang wanita berkata ingin
menjadi mawar sempurna di tepi jurang. Dengan langkah awal menutup
sempurna aurat, sesaat setelah mendengar kisah tadi. Subhanallah, jaga
kami semua dalam hidayahMu ya Rabb,..
diambil dari buku “Dua Hati Yang Berlayar” (Liebe publishing,2007) karangan Tony Raharjo